Notification

×

Iklan

Iklan

Mengenali Calon Pasangan: Antara Ta'aruf Atau Pacaran

Saturday, October 26, 2024 | October 26, 2024 WIB Last Updated 2024-10-26T13:04:25Z

Oleh: Munawwir Khaliq*

OPINI, SELAPARANGNEWS.COM - Mengenali calon pasangan bukan hanya sebagai simbol kecintaan terhadap seorang lawan jenis, melainkan harus di kaji lebih mendalam lagi agar dapat mengenal dan mengetahui calon pasangan yang akan menjadi partner hidup selamanya, dewasa ini sering terjadi bahkan semakin marak terjadinya pernikahan tanpa adanya proses pengenalan dengan calon pasangan yang belum jelas asal-usulnya. 


Asal-usul bukan hanya tentang mengetahui dari mana asalnya, bagaimana keadaan rumahnya dan apa pekerjaan orang yang akan dijadikan pasangan hidup, akan tetapi mengetahui calon pasangan ini harus ditekankan pada mengetahui kondisi Zahir dan Bathin. 


Akhir-akhir ini banyak terjadi pemutusan hubungan rumah tangga (perceraian) yang diakibatkan oleh terjadinya kasus KDRT, perselingkuhan dan juga pengabaian terhadap nafkah keluarga. Hal ini tentu saja bisa terjadi akibat lemahnya pengetahuan terhadap latarbelakang pasangan sejak kondisi pra pernikahan. 


Mengenali calon pasangan pada masa modern ini harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, agar ketika sudah terbentuknya rumah tangga tidak terjadi konflik atau kasus-kasus yang tidak diinginkan.


Mencermati tentang pentingnya mengenali calon pasangan, maka ada 2 hal yang sering menjadi cara yang sering dilakukan dalam proses pengenalan calon pasangan, yaitu antara ta’aruf atau pacaran.


Ta'aruf atau Pacaran


Ta’aruf jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka akan berarti mengenal atau mengetahui, ta’aruf oleh sebagian orang lebih diartikan kepada proses mengenali calon pasangan dengan cara yang Syar’i (islami). 


Pacaran dalam artian yang sama dengan ta’aruf yaitu mengenali, akan tetapi yang membedakan diantara keduanya adalah, pacaran lebih cenderung terlihat dipengaruhi oleh budaya modern dalam pelaksanaannya, hal ini juga banyak dikemukakan oleh berbagai tokoh yang mengatakan bahwa pacaran itu sudah banyak mengadopsi budaya barat dalam pelaksanaannya. 


Akan tetapi, walaupun dengan adanya perbedaan cara pandang terhadap ta’aruf atau pacaran, keduanya tidak akan terlepas dari bagaimana cara seseorang menjalankannya, antara ta’aruf atau pacaran keduanya boleh saja dilakukan untuk mengenali calon pasangan dengan catatan bahwa pelaksanaannya tidak boleh menyimpang dari aturan agama dan aturan Negara.


Di era generasi Z (Gen Z) sekarang ini banyak terjadi pernikahan yang tidak didasari oleh adanya pengenalan yang baik terhadap calon pasangannya, sehingga rumah tangga kandas di tengah jalan, untuk mencegah terjadinya konflik besar yang bisa memutuskan hubungan rumah tangga, maka diperlukan adanya proses mengenali calon pasangan dengan baik, dengan cara memperhatikan hal-hal berikut:


Latar Belakang Calon Pasangan


Dalam menjalankan hubungan pra pernikahan yang menggunakan cara ta’aruf atau pacaran, maka harus dilakukan dengan cermat agar pasangan yang didapatkan benar-benar menjadi pasangan yang bisa membawa keluarganya ke jalur yang baik. 


Proses ta’aruf atau pacaran tidak hanya dilakukan semata-mata karena gengsi atau mengikuti trend semata, melainkan harus didasarkan kepada upaya untuk mengetahui latar belakang calon pasangan yang meliputi, kepribadian, kebiasaan, background atau juga untuk mengetahui bibit, bebet dan bobotnya, sehingga inilah yang menjadi tujuan utama ta’aruf atau pacaran.


Kondisi kejiwaan


Mengetahui kondisi fisik yang baik belum tentu mencerminkan kondisi kejiwaan (psikologi) seseorang, karena kondisi kejiwaan yang kurang baik adakalanya tertutup dengan kondisi fisik yang terlihat baik. Mengenali kondisi kejiwaan menjadi sangat perlu untuk diperhatikan dalam calon pasangan karena kondisi kejiwaan yang baik akan berdampak terhadap berjalannya rumah tangga yang baik pasca pernikahan.


Cara Padang Terhadap Manusia


Cara pandang terhadap manusia tidak bisa diartikan dengan makna yang lurus saja, akan tetapi perlu diartikan secara mendalam, setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda terhadap orang lain. 


Cara pandang terhadap manusia ini melingkupi cara memahami kekurangan dan kelebihan calon pasangan hidup, jika seseorang tidak memiliki cara pandang yang baik terhadap calon pasangannya, maka sudah pasti ketika sudah terbentuknya rumah tangga akan sering terjadi konflik di dalamnya. Akan tetapi sebaliknya, jika cara pandang seseorang itu baik dan terdapat negosiasi ruang yang baik, maka rumah tangganya akan menjadi keluarga yang baik.


Penerapan Konsep Qowwam


Qowwam dalam bahasa Indonesia diartikan dengan kata pemimpin. Penerapan konsep Qowwam (pemimpin) dapat terlihat pada seorang ketika sedang dalam proses ta’aruf atau pacaran, jika seorang calon pasangan sering berbuat kasar atau kekerasan ketika proses saling mengenali, maka alamat nantinya akan sering menggunakan kekerasan sebagai alternatif penyelesaian konflik rumah tangga. 


Pemimpin yang baik dalam rumah tangga akan terlihat juga sejak dalam proses ta’aruf atau pacaran, yaitu menyelesaikan masalah dengan cara ishlah (berdamai), mengerti kekurangan yang dimiliki calon pasangan dan tidak menggunakan kekerasan dalam penyelesaian masalah.


Ta’aruf atau pacaran memang dua kata yang memiliki makna dan fungsi yang sama, akan tetapi keduanya akan memiliki perbedaan dari cara penerapannya. Keduanya kemudian akan menjadi syarat mengenali calon pasangan sebelum terjadinya pernikahan. [ ]


*Penulis: Munawwir Khaliq | Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Mataram, Program Studi Hukum Keluarga IsIam 

×
Berita Terbaru Update