Notification

×

Iklan

Iklan

Pj. Bupati Lotim Akui, Masalah di Korleko Ulah Oknum Penambang Nakal

Tuesday, October 1, 2024 | October 01, 2024 WIB Last Updated 2024-10-01T05:15:39Z

HM. Juaini Taofik, Pj. Bupati Lombok Timur (SelaparangnewsYm) 

SELAPARANGNEWS.COM - Penjabat Bupati Lombok Timur HM. Juaini Taofik telah mengantongi sejumlah data terkait kondisi tambang galian c yang ada di Kali Rumpang Korleko, Kecamatan Labuhan Haji. Katanya, ada oknum penambang yang memang tidak mengikuti SOP sehingga limbahnya mencemari area pertanian dan bahkan pemukiman masyarakat.


Sebagai kepala daerah, Ia berharap aktivitas pertambangan dan pertanian masyarakat bisa berjalan beriringan tanpa saling merugikan satu sama lain.


"Kondisi seperti ini tidak kita inginkan, yang kita inginkan adalah pertanian tidak terganggu, pertambangan juga jalan," kata Pj. Bupati kepada Wartawan usai menerima Ratusan Massa dari Aliansi Masyarakat Korleko Peduli Lingkungan Senin kemarin. Selasa, (01/10/2024). 


Ketika salah satu pihak melakukan aktivitas di luar SOP, maka akan terjadi ketidakseimbangan yang mengakibatkan kerugian bagi pihak lain. Menurutnya, hal itulah yang terjadi dalam kasus Galian C di Kali Rumpang Korleko, yang mana aktivitas penambang telah merugikan masyarakat yang menggantungkan hidup di sektor pertanian. 


"Yang suka membuat ulah ini memang teman-teman di sektor penambangan, terutama penambang baru yang tidak punya kesadaran," ujarnya. 


Oknum-Oknum Penambang tersebut, lanjut Pj. Bupati, langsung mencuci material galian di air sungai kali Rumpang sehingga limbahnya terbawa arus sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat petani. "Harusnya dicuci dulu di kolam, lalu airnya dialirkan," imbuh Pj. Bupati. 


Pj. Bupati mengatakan, pihaknya sudah melakukan investigasi di tempat tersebut dan juga sudah menghubungi Asosiasi Penambang supaya oknum-oknum tersebut diberikan teguran agar tidak melakukan penambangan dengan cara-cara seperti itu dan merugikan masyarakat setempat. 


Dilemanya, lanjut Pj. Bupati, baik Petani maupun penambang, sama-sama masyarakat Lombok Timur yang juga sama-sama mencari rezeki di sana. Kendati demikian, sambungnya, yang perlu ditegur adalah para penambang yang bekerja di luar SOP yang berlaku. 


Ia meminta kesadaran dari oknum penambang tersebut untuk memiliki rasa kepedulian terhadap masyarakat Korleko yang mengais rezeki lewat pertanian. "Jangan sampai karena memikirkan keluarga kita, keluarga lain yang terdampak, jangan sampai kita untung, orang lain merugi," pungkasnya. 


Sebelumnya, ratusan masyarakat Korleko yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Korleko Peduli Lingkungan melakukan unjuk rasa di Kantor Bupati Lombok Timur. Mereka meminta pemerintah daerah menutup tambang galian c di wilayah kali Rumpang karena telah mencemari lingkungan. 


Salah satu orator aksi bernama Selvin Riawan mengatakan bahwa aksi yang dilakukan itu merupakan puncak kemarahan masyarakat Korleko yang telah 12 tahun menanggung dampak buruk limbah  tambang tersebut karena ulah para penambang yang tidak menaati SOP dalam melakukan penambangan. 


Terakhir, aliran sungai tersumbat oleh material limbah tambang sehingga airnya yang keruh, berbatu dan bau itu menggenangi pemukiman. Tidak hanya itu, kata dia, selama 12 tahun terakhir, para petani juga kerap gagal panen akibat limbah yang sama. Selain itu, air sungai yang dulunya jernih dan dimanfaatkan masyarakat, kini sudah tercemar dan tidak bisa dimanfaatkan lagi. (Yns) 

×
Berita Terbaru Update