Oleh: Ulul Azmi* |
OPINI, SELAPARANGNEWS.COM - Perempuan di Indonesia disebutkan dalam Undang-Undang Hak Asasi Manusia Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yang menjelaskan adanya pengakuan terhadap prinsip persamaan bagi seluruh warga negara tanpa kecuali. Prinsip persamaan ini menghapuskan diskriminasi. Karenanya setiap warganegara mempunyai hak yang sama di hadapan hukum dan pemerintahan tanpa memandang agama, suku, jenis kelamin, kedudukan, dan golongan.
Dengan memberikan kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan dalam segala bidang, di perkantoran maupun di lapangan, maka tidak menutup batas bagi perempuan untuk ikut dalam kontestasi politik yang terjadi di kabupaten Lombok Barat.
Sekilas tidak ada yang aneh dalam keikut sertaan perempuan dalam kontestasi politik. Namun, pada Pilkada Lombok Barat tahun ini, semua paslon menggandeng seorang perempuan dalam kontestasi mereka.
Perjalanan politik Lombok Barat selama ini tidak pernah terjadi se seragam itu. Oleh sebab itu penulis ingin melihat latarbelakang perekrutan perempuan pada musim politik kali ini di Lombok Barat.
Pada musim politik kali ini, Kabupaten Lombok Barat memiliki empat pasangan calon berdasarkan hasil penetapan pada rapat pleno KPU Lombok Barat, Senin malam (23/09/24) lalu.
KPU menetapkan nomor urut pasangan berdasarkan pengambilan nomor undian, di mana Naufar Furqony Farinduan - Khairatun mendapatkan Nomor urut 1, Nurhidayah - Imam Kafali nomor urut 2, Sumiatun - Ibnu Salim nomor urut 3, dan Lalu Ahmad Zaini - Nurul Adha nomor urut 4.
Pasangan calon nomor urut 1, Naufar Furqony Farinduan - Khairatun dengan jargon (Rintun) diusung Partai Gerindra, Nasdem, Perindo, PKN, Buruh dan Garuda. Kemudian nomor urut 2 pasangan Nurhidayah - Imam Kafali dengan jargon (Dafa) diusung partai Demokrat, PPP dan PSI.
Kemudian pasangan petahana Sumiatun - Ibnu Salim dengan jargon (Manis) diusung partai Golkar, Umat, Gelora dan Hanura.Yang terakhir pasangan Lalu Ahmad Zaini - Nurul Adha (Lazadha) diusung PKB, PKS dan PAN. Sedangkan dua partai lainnya yaitu PBB dan PDIP tidak menyatakan dukungannya di pemilihan Bupati Lombok Barat tahun ini.
Keempat pasangan calon tersebut menggandeng perempuan sebagai pendampingnya, baik menjadi calon Bupati ataupun menjadi calon Wakil Bupati Lombok Barat.
Profil Singkat Empat Perempuan Kontestan Pilkada Lombok Barat Tahun 2024
Pada Paslon nomor urut 1 ada Hj. Khairatun sebagai calon Wakil Bupati. Ia merupakan Istri dari mantan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid yang sudah menjabat bupati Lombok barat selama 2 periode. Berikutnya dari Paslon nomor urut 2 ada Hj. Nurhidayah. Beliau adalah mantan Kepala Desa Taman Sari, Kecamatan Gunungsari periode 2008-2013 dan beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Lombok Barat periode 2014-2019.
Kemudian di Paslon Nomor urut 3 ada Hj. Sumiatun. Ia merupakan calon Bupati petahana Lombok Barat yang sebelumnya menjadi wakil bupati Lombok barat periode 2019 sampai sekarang. Sebelumnya beliau pernah menjabat DPRD 3 periode dari tahun 2004 sampai tahun 2019, 1 periode jadi anggota dan 2 periode menjadi Ketua DPRD Kabupaten Lombok barat.
Berikutnya adalah Hj. Nurul Adha dari pasangan calon nomor urut 4. Beliau adalah calon wakil Bupati Lombok Barat. Merupakan Putri seorang tokoh agama di Lombok Barat, juga pernah menjadi wakil Ketua 1 DPRD Kabupaten Lombok Barat.
Begitulah sekilas pengenalan singkat tentang para calon Bupati ataupun Wakil Bupati Lombok Barat tahun 2024. Secara singkat mereka adalah orang-orang yang tentu tidak asing di kancah perpolitikan, namun di sini penulis ingin melihat motif yang menyebabkan mereka ada di dalam kontestasi politik tahun ini.
Di Kabupaten Lombok Barat pada khususnya dan di NTB pada umumnya, perempuan rata-rata aktif dalam bidang pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Dalam artian sedikit sekali kita temukan perempuan yang berkarir di bidang lain seperti petani, pedagang bahkan sebagai pegawai perkantoran. Namun belakangan ini bahkan sudah banyak sekali perempuan-perempuan yang mencoba mencari kesibukan di dalam bidang bidang di atas, bahkan seperti yang kita lihat dalam pemaparan sebelumnya, bahkan mereka sudah mencapai level Kepala Daerah yang tentunya bukan sesuatu yang mudah untuk siapapun apalagi seorang perempuan yang dalam kesehariannya menjadi pengurus rumah tangga namun dengan tekat dan perjuangan yang tidak mudah mereka mampu mencapai itu.
Kesadaran akan peran perempuan dalam ranah pemerintahan di Kabupaten Lombok Barat membuat para perempuan-perempuan hebat ini mencapai kepantasan untuk ikut dalam kontestasi politik di Lombok barat tahun 2024 kali ini.
Berikut penulis ingin melihat sisi-sisi dominan yang ada pada perempuan sebagai peserta pemilu tahun ini di Kabupaten Lombok Barat.
Figurasi
Figur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki beberapa arti, yaitu: wujud atau bentuk, peran atau tokoh, angka, gambar, dan patung, juga dapat berarti sebagai sosok yang mewakili nilai-nilai aspirasi dan harapan yang di idamkan. Figur merupakan sumber inspirasi yang dapat memotivasi seseorang untuk mencapai tujuan dan mengatasi tantangan.
Sehingga keikut sertaan perempuan dalam kontestasi politik tahun ini penulis menduga beberapa faktor salah satunya, perempuan lombok barat memang memiliki banyak figur perempuan-perempuan hebat di antaranya adalah mereka yang kita lihat perjalanan karirnya dalam dunia politik sehingga mencapai titik sejauh ini.
Dengan munculnya banyak perempuan-perempuan yang memiliki jiwa kepemimpinan maka seakan menjamur dan tumbuh pesat perempuan-perempuan hebat untuk menjadi figur politisi, pejabat, pegawai dan karir-karir lainya.
Secara gamblang penulis memberikan pendapat bahwa para perempuan-perempuan di Lombok Barat sudah mulai menunjukkan kemampuan dan kepantasannya untuk tampil bahkan menjadi pemimpin di kancah daerah, bahkan tidak sedikit telah kita saksikan para perempuan hebat di daerah-daerah lain telah berhasil mendapatkan kepercayaan masyarakat tidak terkecuali ketika kita menilik sejarah bangsa indonesia yang telah dipimpin oleh ibu Mega Wati Soekarno Putri, satu-satunya pemimpin negara perempuan sampai saat ini.
Namun tidak menutup kemungkinan melihat semangat perempuan-perempuan, khususnya di Lombok Barat dan di Indonesia pada umumnya akan kita dapati kembali Indonesia akan dipimpin oleh perempuan, yang semua ini tentunya tidak terlepas dari mereka yang memiliki, figur kepemimpinan dan kemampuan menjadi seorang pengampu amanah bangsa dan negara ini.
Figur perempuan Lombok Barat telah mampu menarik perhatian banyak orang termasuk penulis dalam melihat fenomena politik di musim Pilkada tahun ini, sehingga kami mengamati beberapa hal yang mendasari penampilan mereka pada kontestasi politik kali ini, berangkat dari pengamatan penulis dalam melihat begitu banyak figur perempuan yang mulai mengadu keberuntungan, yang itu semua tidak terlepas dari kemampuan dan kepantasan mereka untuk berada di jenjang ini.
Amunisi
Dalam teori Pierre Bourdeu tentang teori kapitalnya menyatakan bahwa posisi seseorang dalam struktur sosial di tentukan oleh kapital yang di milikinya, seperti kapital ekonomi,kapital sosial dan kapital budaya.
Para perempuan di atas tentu memiliki salah satu dari kapital tersebut bahkan barangkali ada yang memiliki semuanya, dalam artian bahwa keikutsertaan para perempuan hebat ini pasti dikarenakan ada unsur amunisi yang mendominasi mereka untuk menunjukkan kepantasan mereka mendapatkan kepercayaan masyarakat Lombok Barat dalam kapasitas-kapasitas mereka.
Karena kapasitas seseorang bisa dilihat dari seberapa mereka memiliki modal atau amunisi dalam bentuk amunisi ekonomi sebagai pendana atau, amunisi sosial sebagai figur ketokohan dalam masyarakat ataupun budaya, yang semua itu tentu harus dimiliki oleh orang-orang besar. Dalam kata lain mereka yang di butuhkan kebijakan dan sumbangsih serta keteladanannya dalam perjalanan pembangunan sumberdaya alam dan manusia di daerah tersebut.
Posisi para perempuan di atas sudah tentu memiliki kelas yang fantastis sebagai penyumbang modal dalm segala bentuk kelebihan mereka sebagai seorang calon pemimpin di lombok barat.
Elektabilitas
Elektabilitas atau tingkat keterpilihan seseorang juga menjadi alasan bagi para calon dalam politisi untuk mengambil sikap antara melanjutkan karirnya di dunia politik atau mungkin mengurungkan niatnya dalam kontestasi tersebut.
Elektabilitas juga merupakan dasar kepercayaan atau posisi seseorang dalam level penempatan mereka sebagai bakal calon jabatan politik ataupun lainnya. Elektabilitas juga bagian dari ketokohan, yang tentu seseorang pemimpin harus memiliki jiwa ketokohan untuk menemukan karismatik seseorang dalam perjalanan kepemimpinannya.
Bahkan dalam posisi mereka sebagai seorang perempuan yang notabenenya tidak semua orang memiliki pandangan yang sama dalam kedudukan mereka sebagai seorang pemimpin.
Namun seperti yang telah kita fahami bersama bahwa perempuan itu sebenarnya memiliki keunikan tersendiri dalam memimpin, terlihat dari bagaimana mereka memiliki karismatik dalam rumahtangganya, memiliki kasih sayang dan kesabaran seta ketelitian dalam seluruh urusan mereka.
Maka tidak menutup kemungkinan hal yang sama akan dilakukan dalam kapasitas mereka sebagai kepala daerah dan jabatan lainnya. Maka keterlibatan perempuan dalam kontestasi politik kali ini merupakan harapan baru bagi lombok barat tidak mengecualikan peran dan kelebihan para lelaki hebat yang ada di samping beliau. [ ]
*Penulis: Ulul Azmi | Mahasiswa Program Pascasarjana UIN MATARAM