Mawardi menggendong anaknya Zifani saat didatangi Direktur Sunrise Land Lombok ke tempatnya bekerja sebagai tukang ayak pasir |
SELAPARANGNEWS.COM - Kisah hidup Mawardi bersama buah hatinya Zifani seperti lorong waktu yang membawa kita kembali ke masa kecil dulu, bahwa kedalaman cinta orang tua kepada anaknya, tak kan dapat diukur dengan apapun.
Buruh pengayak pasir asal Lingkungan Timba Lindur, Kelurahan Suryawangi, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur ini terpaksa membawa anaknya ke tempat kerja lantaran sang istri tercinta telah meninggal dunia.
Ia tak bisa menitipkannya ke orang lain, karena keluarga dan kerabat sekitar juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Toh juga Mawardi lebih tenang jika anaknya ikut bersamanya. Ia khawatir kalau dititipkan, justru gadis kecil kesayangannya itu merasa jauh darinya.
Kisah Mawardi ini memang pilu, katanya Ia pernah merantau ke Malaysia. Pulang dari sana Ia menikah. Tapi sayang, setelah dapat satu anak, Ia malah ditinggal pergi, menikah dengan orang lain.
Setelah itu, lanjutnya berkisah, Ia merantau lagi ke Kalimantan, pulang dan menikah lagi dengan Almarhum Ibunya Zifani. Namun lagi-lagi takdir berkata lain, istrinya lebih dulu pergi menghadap sang Ilahi. Kini, Mawardi hanya punya Zifani, si buah hatinya yang baru berumur dua tahun itu.
Penghasilan Mawardi sebagai pengayak pasir tak seberapa, bahkan tak cukup untuk memenuhi kebutuhannya berdua . Namun demikian, Ia bertekad untuk memberikan kasih sayang terbaik buat anaknya, bahkan hingga Ia dewasa nanti. "Saya akan tetap berusaha sekuat tenaga," kata Mawardi tegas.
Meskipun nasib buruk selalu menimpa hidupnya, wajahnya selalu tegar, tak sedikitpun menunjukkan rasa lelah dan putus asa. Baginya, hidup memang penuh dengan warna, dengan banyak rasa yang kadang datang silih berganti menghampiri kita.
Mawardi tinggal di sebuah rumah kecil bantuan bagi korban gempa. Katanya, rumahnya menjadi salah satu dari banyaknya rumah yang rusak oleh amukan gempa bumi yang mengguncang Lombok tahun 2018 lalu.
Puing-puing dan reruntuhan rumah lamanya masih berserakan di halaman depan kediaman Mawardi. Kendati demikian, Ia tetap bersyukur masih memiliki tempat tinggal yang layak bersama anaknya. (Yns)